Sabtu, 22 Oktober 2011

Juventus Legends (Part I)

 1.     Giampiero Boniperti

Mulai hari ini dimulai serial menarik 'Perjalanan Bintang Legenda'. Juventus.com akan memperkenalkan 50 legenda Bianconeri yang telah dipilih oleh fans, yang namanya akan berada di Stadion baru.

Pemain pertama yang akan diperkenalkan, adalah pria yang, lebih dari siapapun, mewakili semangat dari Juventus : Giampiero Boniperti.

Boniperti berasal dari Piedmont, lahir di Baregno (Provinsi Novara) pada 4 Juli 1928. Ia menghabiskan seluruh karir sepakbola nya bersama Bianconeri: pertama sebagai pemain dan kemudian sebagai Direktur.

Tiba di Juventus pada usia 18 tahun, pada hari dimana Perang Dunia ke II berakhir. Musim 1946/47 adalah musim pertama dari 15 musim yang Ia habiskan dalam seragam yang sama. Ia membantu Juventus kembali menjadi yang terbaik, dan memberikan segala yang Ia miliki hingga tahun 1961, tahun dimana Ia bermain untuk terakhir kalinya dalam seragam Juventus. Sepanjang karirnya sebagai pemain, Juventus memenangkan lima gelar scudetto dan dua Piala Italia. Boniperti mencetak 179 gol, menjadikannya pencetak gol terbanyak ke dua sepanjang sejarah Juventus, yang dikalahkan oleh Alessandro Del Piero. Boniperti adalah sensasi yang sesungguhnya, yang diakui melalui 125 pemain terbaik sepanjang sejarah oleh FIFA.

Boniperti tetap tidak dapat lepas dari kemenangan, dan ini berlanjut saat Ia menjabat sebagai Direktur. Menjadi Presiden Juventus pada 1971, dan dibawah kepemimpinannya Juventus lebih banyak dikenal dan dipuja pada tahun 70-an hingga 80-an, di Italia, Eropa dan dunia. Di usia yang hampir 83 tahun dan menyaksikan cucunya Filippo menjalani debut bersama tim utama Juventus, nama Giampiero Boniperti akan tetap menjadi legenda hingga hari ini.

2.     Gianpiero Combi

Kali ini adalah seri ke dua dari 'Perjalanan Bintang Legenda'. Juventus.com akan melanjutkan serial ini untuk memperkenalkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Gianpiero Combi menjadi pemain berikutnya dalam serial ini. Setelah Giampiero Boniperti, bintang hari ini juga menjadi simbol dari sepakbola Italia dan berasal dari Piedmont : Gianpiero Combi, salah satu kiper terbaik dalam sejarah, dan bukan hanya bagi Juventus.

Lahir di Turin pada 20 November 1902, Combi menghabiskan seluruh karirnya di antara mistar gawang Juventus dan juga tim nasional Italia. Ia meraih kesuksesan yang luar biasa dalam mengenakan kedua seragam tersebut.

Kiper ini bermain untuk Bianconeri mulai musim 1921/22 hingga 1933/34, memenangkan lima gelar scudetto : satu pada musim 1925/26 dan empat pada periode ‘Quinquennio’ (lima scudetto berturut-turut).

Pada tahun 1934, Combi memutuskan untuk pensiun di usia 32 tahun, satu hari usai mengangkat Piala Dunia di Roma. Ia adalah kapten dari tim nasional Italia asuhan Vittorio Pozzo. Kesuksesan tersebut datang usang final yang menegangkan melawan Cekoslavakia pada tanggal 10 Juni, yang juga masih dikenang hingga saat ini.

Kepergiannya pada tahun 1956 membuat Juventus harus kehilangan salah satu bintang mereka, namun kenangan akan kehebatannya akan selalu bersinar hingga saat ini.

3.     Felice Borel

Hari ini merupakan serial ke tiga dari "Perjalanan Bintang Legenda". Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Salah satu pahlawan Bianconero bergabung dengan Giampiero Boniperti dan Gianpiero Combi dalam 50 bintang legenda. Pemain ini berada di era yang berbeda, namun Ia tetap dapat dihubungkan dengan permainan di era modern melalui suatu hal yang paling sederhana dan diinginkan pemain pada posisinya : mencetak gol. Salah satu dari pencetak gol terbaik dalam sejarah Bianconeri, Felice Placido Borel II, menempatkan namanya dalam daftar legenda Bianconeri kali ini. Kakaknya, Aldo Giuseppe, juga bermain untuk Juventus.

Lahir di Nizza pada 5 April 1914, Borel II tidak memerlukan waktu lama untuk mengukirkan namanya. Pada 1932, tidak lama setelah berusia 18 tahun, Ia telah menjadi bagian dari tim Juventus yang mencatatkan sejarah, dengan meraih dua Scudetto berturut-turut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti meraih gelar. Dijuluki Farfallino karena postur tubuhnya yang kecil dan gesit, Ia ikut berkontribusi dalam meraih kesuksesan dalam Quinquennio (lima scudetto bertutut-turut). Statistik golnya mengatakan segalanya : 29 gol dalam 28 laga di musim pertamanya, 31 dalam 34 laga di musim ke dua, 13 dalam 29 laga di musim ke tiga. Ia memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di dua musim pertamanya, sesuatu yang belum pernah dicapai oleh penyerang Bianconeri manapun.

Di akhir 12 musimnya bersama Juventus, Ia telah mencetak 157 gol dalam 308 laga di Serie A, Coppa Italia dan Central European International Cup. Gol pertamanya, pada 1933, dicetak pada 11 Juni, dan langsung mencetak dua gol pada kemenangan 3-0 atas Milan.
Di musim terakhirnya sebagai pemain, Borel II juga menjadi pemain-pelatih dari Juventus, dan waktu yang singkat di Turin. Ia juga yang telah menmukan bakat dari Giampiero Boniperti.

Dia memiliki karir yang singkat namun penting di tim nasional. Borel II hanya memainkan tiga laga internasional, namun itu sudah cukup untuk menjadi bagian dari tim nasional Italia yang memenangkan Piala Dunia 1934.

Ia meninggal dunia pada 21 Januari 1993, dalam usia 79 tahun.

4.     Gaetano Scirea

Hari ini adalah seri ke empat dari Serial Perjalanan Bintang Legenda. Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Seri kali ini akan membahas karir dari salah satu pemain Bianconeri yang paling dicintai oleh fans, Gaetano Scirea. Ia adalah pemain yang luar biasa baik di lapangan maupun di luar lapangan, sebuah contoh teladan dari pemain berkelas tinggi dengan kerendahan hati.

Scirea membela Juventus selama 14 musim sebagai pemain dan juga sebagai pelatih, walaupun dalam waktu yang singkat. Hidupnya berakhir dengan tragis, dan kepergiannya ditangisi oleh jutaan fans Bianconeri, setelah Ia mengalami kecelakaan mobil pada 3 September 1989 di Polandia.

Tragedi tersebut, walaupun begitu, tidak dapat menghilangkan sejarah menakjubkan yang Ia torehkan saat mengenakan seragam Juventus. Sebanyak 552 penampilan (sebuah rekor yang tidak tersentuh sebelum akhirnya Del Piero berhasil memecahkan rekor tersebut) dan tanpa menerima satu kartu merah pun dalam karirnya, sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemain sepakbola yang berposisi sebagai pemain bertahan. Ia adalah bek yang sangat elegan dan stabil, juga mampu bermain menyerang layaknya penyerang : raihan 32 golnya adalah jumlah yang cukup impresif.

Rekor karir Scirea juga diakui. Tujuh gelar scudetto, dua Coppa Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners dan satu Piala UEFA. Piala Dunia 1982 di Spanyol juga tidak dapat dilupakan begitu saja, dimana Ia menjadi pemain kunci di barisan pertahanan Italia asuhan Enzo Bearzot bersama dengan beberapa rekan satu tim nya yang lain di Juventus.

Nama Gaetano Scirea masih akan selalu dikenang oleh seluruh fans Juventus hingga hari ini. Kehebatannya bahkan tetap diakui oleh para suporter yang lebih muda, yang tidak sempat melihatnya bermain.

5.     Edgar Davids

Hari ini hadir serial berikutnya dari 'Perjalanan Bintang Legenda'. Juventus.com kembali melanjutkan kisah dari 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan dipilih oleh para fans.

“Terakhir namun bukan yang tidak penting”, adalah sebuah ungkapan yang tepat bagi Edgar Davids. Gelandang asal Belanda ini adalah pemain terakhir yang dianugerahi Bintang Legenda (lihat berita ini ) dan akan ikut terpampang di Stadion baru Juventus bersama-sama dengan 49 nama lainnya yang telah terpilih lebih dahulu.

Meskipun menjadi yang terakhir, namun bukan berarti kontribusinya di lapangan tidak berarti dalam meraih cinta dari para fans. "The Pitbull" hingga saat ini masih menjadi salah satu pemain favorit dari para suporter Bianconeri, meskipun Ia telah meninggalkan Juventus lebih dari delapan tahun silam, dan ini semua berkat kerja keras dan semangat juang yang Ia tunjukkan dalam setiap laga yang dimainkannya saat mengenakan seragam Juventus (235 penampilan).

Petualangan Davids di Turin dimulai pada 14 Desember 1997, hanya beberapa hari setelah kedatangannya dari Milan. Pengalamannya yang kurang beruntung bersama dengan Rossoneri menjadikannya kembali lebih kuat dan termotivasi, seperti saat Ia masih berada di Ajax, klub dimana Ia besar dan memenangkan hampir semua trofi baik di Belanda maupun Eropa.

Hal yang sama pun terjadi saat Ia di Juve. Selama tujuh musim, Ia meraih tiga gelar Scudetto dan dua Piala Super Italia, koleksi piala yang menjadikan pengalamannya dalam seragam Bianconeri menjadi lebih spesial.

6.     Dino Zoff

Hari ini 'Perjalanan Bintang Legenda' telah sampai pada seri yang ke enam. Juventus.com akan kembali melanjutkan perjalanan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Memperingati 29 tahun dari rekor 100 kali penampilan bersama tim nasional Italia (saat Italia Vs Polandia) dan menjelang sebuah rekor penting lainnya (rekor 'clean-sheet' dalam laga internasional yang berakhir pada 15 Juni 1974), legenda pada hari ini adalah Dino Zoff.

Zoff adalah sebuah keajaiban yang sesungguhnya, simbol dari kekuatan, ketahanan, dan yang selalu dapat diandalkan. Ia mewakili dengan baik dari tim nasional Italia - sebagai kapten pada Piala Dunia Spanyol 1982 - dan juga bagi Juventus Football Club. Kiper ini tiba di Juventus pada tahun 1972 di usia 30 tahun, dengan pengalaman penting selama sepuluh tahun karirnya bersama Udinese, Mantova dan Napoli. Ia juga menjadi bintang bagi Azzurri, dengan memenangkan Piala Euro 1968 dan nyaris tidak ikut dalam Piala Dunia 1970.

Di Juventus, Zoff memperpanjang karir cemerlangnya dalam satu dekade berikutnya. Ia memainkan 476 laga dalam sebelas musim (330 penampilan di Serie A, tanpa absen satu laga pun) dan mempersembahkan beberapa trofi bagi Bianconeri : enam Scudetto, dua Piala Italia dan satu Piala UEFA. Usai final Liga Champions melawan Hamburg pada tahun 1983, sang kiper ini memutuskan untung menggantungkan sarung tangannya. Namun, kepergiannya hanya sesaat. Ia kembali sebagai pelatih Juventus pada 1988, dan memimpin Bianconeri meraih satu Piala Italia dan Piala UEFA.

7.     Gianluca Pessotto

Hari ini merupakan serial ke tujuh dari ‘Perjalanan Bintang Legenda’. Juventus.com masih akan terus melanjutkan untuk memperkenalkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Legenda ketujuh dari Bianconeri ini adalah, sejak diperkenalkannya nomor punggung pemain, memegang jersey nomor tujuh untuk periode terlama : Gianluca Pessotto. Full-back yang mampu bermain di beberapa posisi ini menjalani sebelas musim di Turin, dan menghabiskan tujuh musim dengan mengenakan seragam bernomor punggung tujuh.

Gianluca Pessotto adalah pemain yang mampu beradaptasi dengan baik dan sangat cerdas. Ia membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain yang banyak memiliki sumber daya dan keinginan yang kuat, dan ini ditandai dengan kemampuannya melangkah dari tim serie C2 bersama Varese, hingga mengangkat Piala Interkontinental bersama Juventus dalam rentang waktu lima tahun.

Ia tiba di Juve pada tahun 1995, bergabung dengan tim yang baru saja meraih gelar, namun masih mencari kesuksesan lainnya. Pessotto menikmati begitu banyak kesuksesan dalam musim berikutnya bersama Juventus. Dan ketika Ia pensiun pada musim 2005/06, Pessotto memiliki raihan gelar yang luar biasa : enam Scudetto, empat Piala Super Italia, satu Piala Champions (dimana gol penaltinya memenangkan final melawan Ajax), satu Piala Interkontinental dan satu Piala Super Eropa. Ia bermain sebanyak 366 laga untuk Juventus dan mencetak tiga gol.

Pessotto juga memberikan kontribusi bagi tim nasional Italia, terutama pada ajang Euro 2000. Ia mencetak penalti di semi-final melawan Belanda, berhasil mematikan Zidane dan memberikan umpan pada gol pembuka Delvecchio di final melawan Perancis. Namun akhirnya, Perancis berhasil membalas dengan dua gol dan memenangkan ajang tersebut.

Nama Gianluca Pessotto sampai saat ini masih terikat dengan Juventus, lima tahun setelah mengakhiri karirnya yang panjang dan mengagumkan. Setelah sempat menjadi ‘Manajer Tim’ bersama Tim Utama Juventus, Ia saat ini bertanggung jawab terhadap Sektor Remaja dari Bianconeri.

8.     Sergio Brio

Juventus.com kembali melanjutkan dalam menampilkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans. Kali ini adalah seri ke delapan, dan menjadi giliran dari pemain bertahan bertubuh 'raksasa', Sergio Brio.

Brio, bersama dengan Francesco Morino, adalah pemain yang berposisi sebagai ‘stopper’ dengan kemampuan untuk menjaga lawan. Ia selalu mengenakan seragam bernomor punggung ‘5’ (di era dimana nomor skuad belum diterapkan), bermain dengan lengan baju yang tergulung meskipun pada bulan Januari, menunjukkan semangat tinggi dan mencetak beberapa gol penting. Sergio Brio menjalani 12 musim di Turin (dari 1978-1990) dan bermain bersama – di beberapa waktu yang berbeda – dengan pemain-pemain seperti Gaetano Scirea, Claudio Gentile dan Antonio Cabrini, tanpa melupakan Dino Zoff dan Stefano Tacconi.

Pemain bertahan ini menggunakan semangat juangnya yang tinggi untuk mematikan langkah dari para penyerang lawan (‘pertempurannya’ dengan Roberto Pruzzo tidak akan dapat terlupakan), namun Ia juga memiliki kemampuan khusus di area penalti lawan : 24 gol dari 378 laga merupakan perolehan yang impresif bagi seorang pemain bertahan. Ia berkontribusi dalam era kesuksesan Bianconeri, dengan meraih beberapa trofi : empat Scudetto, tiga Piala Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners’ dan satu Piala UEFA.

Prestasi Brio ini menjadikannya sebagai salah satu dari lima pemain (bersama-sama Scirea, Cabrini, Tacconi dan pemain Belanda Danny Blind) yang telah memenangkan seluruh ajang kompetisi sepakbola yang diakui oleh UEFA dan FIFA.

Ia pensiun dari sepakbola pada 1990, bersamaan dengan kesuksesan mantan rekannya Zoff yang memimpin Bianconeri mengangkat gelar ganda, Piala Italia dan Piala UEFA. Namun, Brio melanjutkan hubungannya dengan klub, saat menjadi asisten dari Trapattoni dan meraih kesuksesan di Piala UEFA tahun 1992.

9.     Roberto Baggio

Juventus.com akan kembali mempersembahkan kisah 50 legenda Bianconero yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Hari ini, kami akan menggandakan kisah sebelumnya. Dari nomor ‘5’ Sergio Brio ke nomor ‘10’ Roberto Baggio. The ‘Divin Codino’ adalah salah satu talenta luar biasa yang pernah mengenakan seragam Juventus.

Magis dan gol-gol yang dicetaknya (115 dalam 200 laga) menjadikannya sebagai simbol dalam lima musim karirnya bersama Bianconeri, antara tahun 1990 hingga 1995. Selama Ia bermain, Bianconeri berhasil meraih satu Scudetto, satu Piala Italia dan satu Piala UEFA.

Penyerang asal Coldogno ini memainkan peranan penting dalam kesuksesan Juventus di Eropa pada musim 1992/93. Ia membawa tim ini melewati kompetisi yang sulit dan hal tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja, Baggio memperoleh dua penghargaan individual yang prestisius – Golden Ball dan FIFA World Player of The Year. Prestasi yang diraihnya ini menjadikan dirinya sebagai bagian dari bintang eksklusif Juventus, seperti Omar Sivori, Paolo Rossi, Michel Platini (yang memenangi gelar tersebut tiga kali berturut-turut), Zinedine Zidane, Pavel Nedved dan Fabio Cannavaro.

Ia juga memberikan kontribusi yang penting bagi tim nasional. Baggio gagal mengantarkan Italia untuk meraih Piala Dunia 1994, yang dilangsungkan di Amerika Serikat, namun magisnya tetap tidak dapat pudar dan terus dicintai oleh penggemar sepakbola Italia. Penyerang ini juga memegang rekor yang luar biasa : pemain Italia pertama yang mencetak gol di tiga Piala Dunia berbeda (Italia ’90, Amerika Serikat ’94, dan Perancis ’98).

10.            Fabio Capello

Juventus.com kembali mempersembahkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan telah dipilih oleh para fans.

Legenda pada hari ini adalah Fabio Capello. Pelatih tim nasional Inggris, yang juga mantan pemain serta pelatih Juventus ini, juga berulang tahun yang ke-65 pada hari ini (18 Juni 2011).

Capello menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam dunia sepakbola, yang sebagian besar juga menghasilkan kesuksesan. Pertama sebagai pemain dan kemudian sebagai pelatih.

Gelandang yang tidak mengenal kompromi ini menikmati kesuksesan luar biasa bersama Juventus. Ia menghabiskan enam musim di Turin (1970-1976), memainkan 239 laga dan mencetak 41 gol. Ia memenangi tiga gelar sepanjang karirnya bersama Juventus (1971/72, 1972/73 dan 1974/75).

Capello juga memberikan kontribusi penting bersama tim nasional. Gol yang dicetaknya di Wembley pada 14 November 1973 menjadikan Italia untuk pertama kalinya dalam sejarah berhasil menang di Inggris.

Hubungannya dengan Juventus - sebagai pemain -berakhir pada 1976, namun kembali berlanjut pada tahun 2004. Usai menahkodai Milan dan Roma dalam memenangkan Scudetto (kedua tim dimana Ia juga sempat bermain), Capello kembali bergabung dengan Bianconeri sebagai pelatih. Kesuksesannya kembali berlanjut, dengan memimpin Juventus meraih scudetto pada 2004/05 dan 2005/06.
   
Dalam kesempatan ini, segenap keluarga besar Juventus mengucapkan selamat ulang tahun dan semoga sukses, kepada salah satu legenda Bianconeri, Fabio Capello.

Sumber:
o       Juventus.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar