Jetlag, juga disebut desynchronosis adalah sebuah kondisi psikologis akibat adanya perbedaan waktu dari tempat keberangkatan ke daerah tujuan, sehingga tubuh kita dipaksa untuk menyesuaikan diri. Sebagian orang menyebut jetlag dengan circadian rhythms. Sedang ritme circadian itu sendiri adalah irama biologis yang mengatur respon tubuh kita terhadap perubahan lingkungan.
Tidak peduli seberapa kuat anda, berapa usia anda, muda-tua, laki-laki, perempuan, seberapa sering anda bepergian jauh, jet lag bisa menyerang siapa saja. Jet lag akan menyerang mereka yang berpergian berbeda lebih dari 3 zona waktu. Durasi dan intensitas akan semakin meningkat seiring perbedaan zona waktu. Karenanya jet lag juga dinamakan sindroma perbedaan zona waktu. Seperti disebutkan di atas, tubuh kita memiliki irama biologis yang mengatur kapan kita bangun, kapan kita tidur, kapan terang dan kapan gelap. Saat kita dihadapkan pada lingkungan baru dimana terdapat perbedaan waktu yang jauh, tubuh kita kebingungan untuk menyesuaikan diri, saat itulah kita terserang jet lag.
Sebuah bagian kecil dari otak yang disebut hipotalamus bertindak seperti jam alarm untuk mengaktifkan berbagai fungsi tubuh, seperti lapar, haus, tidur, mengatur suhu tubuh, tekanan darah, serta tingkat hormon dan glukosa dalam aliran darah. Hipotalamus bekerja membantu tubuh memberi tahu waktu, dengan melepaskan melatonin, yang mempromosikan tidur. Melatonin melawan tingkat kortisol tinggi dan membantu mendorong tidur dalam jumlah biasa.
Melatonin dilepas jika saraf optik mata mengirim cahaya alias saat mata memandang gelap. Sebaliknya, ketika mata melihat sinar matahari, mereka memberi tahu hipotalamus agar menahan produksi melatonin. Jadi, ketika mata memandang fajar atau senja selama berjam-jam lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, hipotalamus dapat memicu aktivitas pada bagian tubuh yang tidak siap, dan jet lag terjadi.
Tidak hanya manusia, hewan sekalipun dapat mengalami jet lag karena perubahan ritme biologis. Biasanya dibutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Jet lag bukan penyakit yang mengancam jiwa, namun merupakan gangguan tidur yang menyerang jutaan orang tiap tahunnya. Gejala-gejala jet lag adalah sebagai berikut:
o Gangguan pola tidur – insomnia, bangun terlalu awal atau tidur terlalu lama
o Sakit kepala
o Kesulitan untuk berkonsentrasi
o Nyeri pada otot dan persendian
o Masalah pada pencernaan, diare sampai konstipasi
Tak jarang, hal ini menjadi masalah yang cukup mengganggu aktivitas. Para ahli mengatakan, risiko jetlag lebih kecil pada perjalanan dari timur ke barat dibandingkan dari barat ke timur.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi jetlag :
- Pastikan bahwa anda sudah tidur yang cukup malam sebelum keberangkatan.
- Pastikan bahwa anda meminum air mineral yang cukup banyak untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
- Cobalah untuk menggerakkan tubuh dengan berjalan-jalan di sekitar kabin pesawat untuk menghindari terjadinya kaki bengkak, yang terjadi karena kurang lancarnya peredaran darah ke kaki akibat duduk yang terlalu lama.
- Sesampainya ditempat tujuan, sebaiknya segera sesuaikan jam biologis anda, seperti jam makan dan tidur dengan waktu setempat. Hal ini akan membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan waktu.
- Biarkan tubuh anda diterpa sinar matahari setelah sampai ditempat tujuan atau membiarkan sinar matahari masuk ke dalam kamar. Sinar matahari tersebut akan memberi rangsangan pada sel-sel tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan begini jam biologis tubuh akan lebih cepat beradaptasi waktu setempat.
- Bila kedatangan anda di tempat tujuan sudah dipenuhi dengan berbagai jadwal, sebaiknya pilihlah jam keberangkatan yang jam kedatangannya cukup jauh dengan jadwal yang pertama. Jeda waktu ini merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh beradaptasi dengan lingkungan dan waktu setempat.
- Usahakan untuk menjaga kebugaran tubuh dengan berolah raga untuk memberikan system kekebalan yang lebih pada tubuh, dengan begitu anda pun tidak terlalu mudah terserang rasa pusing dsb.
- Perjalanan yang kadang makan waktu sehari lebih, bisa dimanfaatkan dengan melatih jam biologis untuk menyesuaikan diri di tempat tujuan. Misalnya, tidur dijam yang sesuai dengan waktu di tempat tujuan.
- Bila anda akan berpergian kearah timur, usahakan tidur lebih awal 1-2 jam selama beberapa hari sebelum keberangkatan. Dan sebaliknya bila anda berpergian kearah barat, usahakan tidur 1-2 jam lebih lamban selama beberapa hari sebelum keberangkatan
- Hindari alkohol atau minuman bercaffeine karena akan memperparah dehidrasi, namun yang terakhir ini masih menjadi perdebatan sengit di antara para ahli.
- Usahakan tidur bila anda terbang pada malam hari, dan usahakan untuk tidak tidur bila anda berpergian siang hari.
- Pertimbangkan untuk menggunakan suplemen melatonin sintetis (hormone mengatur irama tidur) 30 menit sebelum berpergian. Namun, dalam dosis tinggi, suplemen ini ditengarai punya efek samping membahayakan, seperti kantuk, kelesuan, kebingungan, tidur sambil berjalan, mimpi buruk, hingga penurunan ketajaman mental. Jadi, hasil studi Massachusetts Institute of Technology menyarankan agar dosisnya cukup 0,3 miligram pada hari pertama di tempat tujuan.
Jika Anda mengalami jet lag, kini sudah ada obatnya. Obat itu ditemukan para peneliti dari Institut Max Planc for Biophysical Chemistry, Jerman. Menurut mereka, jet lag terjadi karena timer alami dalam tubuh yang tak sesuai dengan lingkungan. Dr Gregor Eichele, pemimpin penelitian, menyatakan penanggulangan jet lag dilakukan dengan menyesuaikan tingkat hormon penyebabnya.
Dalam penelitian mereka, uji coba pada tikus di laboratorium menemukan bahwa hormon kortisol berperan penting menjaga ritme alami tubuh yang disebut ritme sirkadian. Hormon ini berada di puncaknya pada pukul 8 pagi dan secara bertahap diturunkan menjadi tingkat terendah pada pukul 00.00-04.00. Jadi obat ini bekerja dengan menggeser puncak kortisol ke awal atau akhir waktu.
Obat yang akan dikembangkan berbentuk pil tersebut bisa mengembalikan keseimbangan alami tubuh dan pikiran dengan menyesuaikan tingkat tertinggi dan terendah hormon kortisol. Mary Harrington dari Smith College, Northampton, menyatakan obat ini punya implikasi tak hanya bagi yang mengalami jet lag, tapi juga bagi mereka yang melakukan rotasi shift kerja, yang berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker payudara, stroke, dan penyakit kardiovaskuler.
Sumber:
- http://www.dokterku.net/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=39
- http://bandara.web.id/tips-mengatasi-jetlag.html
- http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/07/01/brk,20100701-260027,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar