Sabtu, 13 November 2010

Anak Anda Mengalami Gangguan Belajar? Kenali Jenis Dan Gejalanya

Gangguan belajar atau Learning Disorder adalah keadaan dimana seseorang kesulitan mengerti kemampuan dasar seperti membaca, berhitung atau menulis. Hal ini disebabkan otak orang tersebut tidak bisa memproses informasi yang diberikan. Gangguan belajar ini bisa dialami siapa saja, bahkan orang yang sebenarnya memiliki IQ jenius, seperti Albert Einsten (menderita disleksia dan dysgraphia). Gangguan belajar ini bisa dideteksi sejak seorang anak masih di sekolah dasar. Tapi, banyak juga yang baru terdeteksi ketika penderita sudah remaja. Sayangnya karena terlambat dideteksi, penderita gangguan belajar ini sering dianggap terbelakang atau bodoh.
Ada tiga jenis gangguan belajar atau learning disorder yang umum diderita oleh anak-anak dan orang dewasa. Yaitu:

1.      Disleksia

Ini adalah gangguan belajar yang paling sering ditemukan. Penderita disleksia kesulitan belajar karena mereka tidak bias membaca kata atau kalimat dengan baik. Bagi penderita disleksia gabungan huruf itu sulit dipahami sehingga kata-kata terlihat membingungkan, seperti Percy Jackson pada novel dan film Percy Jackson And The Olympians.

Ciri-ciri penderita disleksia:
  • Susah membedakan huruf-huruf alphabet, terutama yang bentuknya mirip (b, d, p, q).
  • Tidak bias mengeja kata dengan benar, bahkan yang mudah sekalipun.
  • Sering salah membaca teks dan kadang tidak paham arti dari teks itu.
  • Bingung membedakan kata yang bunyi dan tulisannya mirip seperti “tali” dan “kali”.

2.      Dysgraphia

Ini adalah gangguan belajar karena penderitanya kesulitan menulis. Penderita dysgraphia susah mengekspresikan hal yang dia pikirkan dalam bentuk tulisan kata dan kalimat. Bahkan dia kesulitan bila disuruh menulis ulang sebuah kata dari buku. Penderita disleksia biasanya juga menderita gangguan ini.

Ciri-ciri penderita dysgraphia:
o       Sulit menuliskan  sebuah kata dengan benar. Kadang hurufnya terbalik atau ejaannya yang salah.
o       Kalimat yang ditulis penderita dysgraphia kadang sulit dimengerti karena kata-katanya sering salah tempat. Misalnya ingin menulis “bola bulat”, ditulis “bulat bola”.
o       Sering salah menuliskan kata-kata yang ingin disampaikan. Contohnya, dia ingin bilang “bunga berguguran”, tapi yang ditulis “bunga berjatuhan”.

3.      Dyscalculia

Penderita gangguan ini akan kesulitan belajar berhitung. Angka symbol dan rumus dalam pelajaran matematika paling dasa sekalipun sulit dipahaminya.

Ciri-ciri penderita dyscalculia:
  • Bingung dalam membedakan symbol penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x) dan pembagian (:).
  • Sering salah dalam menghitung, bahkan dalam kehidupan sehari-hari seperti menghitung uang kembalian belanja.
  • Tidak bias mengingat rumus pelajaran yang menggunakan angka, seperti Akutansi, Matematika, Fisika, Kimia dan lain-lain.
  • Terkadang penderita juga sulit mengerti tentang ukuran (meter, liter, kg), waktu (jam, menit, detik) dan usia (tanggal, bulan, tahun)

Sebetulnya ada satu lagi jenis gangguan yang bisa menghambat proses belajar seseorang. Gangguan tersebut bernama Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) / Attention Deficit Disorder (ADD). Ini adalah jenis gangguan dimana penderitanya kesulitan untuk bias focus dan bersikap hyperaktif. Karena sulit fokus, penderita ADHD / ADD sangat mungkin menderita ketiga jenis gangguan belajar diatas. Gangguan ADHD / ADD ini biasanya sudah bisa terdeteksi sejak penderitanya masih berusia balita. Berikut adalah cirri-ciri penderita ADHD / ADD:
  • Perhatiannya mudah teralih, sering lupa dan mengabaikan hal detail.
  • Gampang bosan dan susah mengerjakan tugas yang monoton.
  • Sering tidak mendengarkan ketika orang lain bicara.
  • Tidak betah berdiam diri atau duduk terlalu lama.

Jika ditangani dengan tepat, penderita gangguan belajar dapat juga bersekolah dan belajar seperti anak-anak normal lainnya. Di Indonesia ada beberapa tempat belajar khusus bagi penderita gangguan belajar, diantaranya:
  • Dyslexia Association of Indonesia
Jln. Haruman No. 35, Bandung

  • Spectrum Treatment and Education Centre
Jln. Teuku Umar FA 3/45, Sektor 7 Bintaro Jaya – Tangerang

  • Yayasan PANTARA
Jln. Senopati No. 72, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

  • Yayasan Tali Kasih
Jln. Tanah Pasir Raya Ruko 33 / Blok E-7, Jakarta Utara

Sumber: Artikel “Kesulitan Belajar”, kolom Obrolan hal 80-81. Gadis, November 2010

1 komentar: