Kamis, 10 November 2011

Baten Disease


Derby, Inggris - Karena menderita gangguan neurologis fatal, Morgan Mawson yang baru berusia 4 tahun diprediksi tidak akan pernah merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Penyakit langka dapat membuat Morgan kecil meninggal karena racun dari otaknya sendiri.

Morgan Mawson menderita penyakit langka Batten (Batten disease) yang hanya menyerang 1 dari 2 miliar orang. Penyakit genetis ini diturunkan dari kedua orangtuanya Jenni (28 tahun) dan Eddie (37 tahun) yang pembawa gen rusak penyebab penyakit Batten.

"Otaknya menghasilkan suatu bahan kimia yang dapat beracun tetapi Morgan tidak memiliki enzim yang dapat melarutkan bahan kimia itu, sehingga racun dapat membunuh otaknya sendiri," jelas Jenni, ibu Morgan yang tinggal di Derby, Inggris, seperti dilansir Dailymail, Kamis (10/11/2011).

Penyakit Batten adalah penyakit keturunan yang fatal. Gejala awal biasanya muncul saat kanak-kanak, antara usia 5 hingga 10 tahun, saat orangtua atau dokter melihat seorang anak yang sebelumnya normal mulai mengembangkan masalah penglihatan atau kejang. Pada beberapa kasus ada tanda-tanda halus seperti perubahan kepribadian dan perilaku, pembelajaran lambat, kecanggungan atau mudah tersandung.

Seiring waktu, anak dengan penyakit Batten mulai menderita gangguan mental, memburuknya kejang, kehilangan penglihatan dan keterampilan motorik (gerak) secara progresif. Akhirnya, anak-anak dengan penyakit Batten menjadi buta, harus berada di tempat dan pikun. Penyakit Batten sering fatal pada usia remaja atau 20-an tahun.

Saat lahir, Morgan tidak menunjukkan gejala apa-apa sehingga ketika tubuhnya gagal berkembang orangtua mulai menyadari ada suatu hal yang salah. Dokter mengatakan Morgan tidak akan mencapai usia 10 tahun karena racun tubuh yang mematikan perlahan-lahan akan menghancurkan otaknya sendiri.

Kini racun telah membunuh saraf di lengan, kaki dan mulut Morgan, sehingga ia tidak mampu berjalan, mengunyah dan berbicara dengan benar.

"Dia tidak bisa menyebutkan kalimat bersama-sama, hanya beberapa kata. Jika Anda tidak mengenalnya maka Anda tidak akan tahu apa yang ia katakan. Tingkah lakunya regresi (mundur ke belakang). Pada saat ini ia selalu membuang benda-benda dimana-mana dan dia ingin meletakkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Ini seperti pada tahap bayi," jelas Jenni.

Morgan terdiagnosis menderita penyakit Batten setahun sebelum kakaknya Mia ditemukan memiliki tumor otak yang jarang terjadi. Mia sering mengeluh sakit kepala yang menyiksa dan dokter menemukan craniopharyngioma, yaitu tumor jinak yang tumbuh pada kelenjar hipofisis, yang mengharuskannya mengonsumsi hormon pertumbuhan harian dan suntikan.

"Jika kami tidak berupaya dengan apa yang Mia telah lalui, saya tidak tahu bagaimana kami akan mengatasi (masalah yang hampir sama) untuk kedua kalinya. Kita harus menjadi auto pilot sepanjang waktu," ujar Jenni.

Untuk mengurus kedua buah hatinya, Eddie dan Jenni harus berhenti dari pekerjaan mereka. Mereka harus menjadi wali penuh untuk anak-anaknya.

"Kehidupan keluarga kami terdiri dari perjalanan ke rumah sakit, makan, merawat Morgan dan sterilisasi hal-hal yang berkaitan dengannya. Kami tidak bisa lagi fleksibel dengan hari-hari kami," jelas Jenni.

Namun pasangan ini mengatakan bahwa pengalaman ini membawa keluarganya selalu dekat dan melakukan banyak hal bersama-sama. "Orang kadang bertanya bagaimana kami mengatasi semua ini. Kami hanya menjalani hari-hari kami," tutup Jenni.

Sumber:

READ MORE..

Senin, 07 November 2011

Tutorial Matlab 5 (Deteksi Tepi)

Gambar yang digunakan = GRAYSCALE

Pada tutor kali ini, kita akan mencoba melakukan deteksi tepi dengan menggunakan beberapa method, diantaranya: method Sobel, method Roberts, method Prewitt & method LoG (Laplacian of Gaussian). Perlu diingat sekali lagi, metode diatas akan digunakan pada gambar grayscale (abu-abu). Caranya adalah dengan menggunakan perintah:

var = edge(gambar, 'method');
nb: method disini dapat diisi dengan salah satu dari method-method diatas.

Full Script:

ardi = imread('Hawkgray.jpg');
sobel = edge(ardi, 'Sobel');
roberts = edge(ardi, 'Roberts');
prewitt = edge(ardi, 'Prewitt');
log = edge(ardi, 'Log');
imshow(sobel), title('Sobel');
figure, imshow(roberts), title('Roberts');
figure, imshow(Prewitt), title('Prewitt');
figure, imshow(log), title('Laplacian of Gaussian');
imwrite(sobel, 'Sobel.jpg');
imwrite(roberts, 'Roberts.jpg');
imwrite(Prewitt, 'Prewitt.jpg');
imwrite(log, 'Laplacian of Gausian.jpg');

Output:


READ MORE..

Carbon Calculator: Hitung dan Kurangi Jejak Karbon Anda!

Beragam aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi. Gas-gas rumah kaca ini memiliki kemampuan untuk mengikat panas. Secara alami, gas-gas rumah kaca ini memang diperlukan untuk berada di atmosfer, karena jika tidak, maka bumi ini akan bersuhu sekitar 33o C,  lebih rendah dari sekarang. Pada suhu serendah itu, kehidupan di bumi ini tidak akan dapat berlangsung.
Apabila konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer mengalami peningkatan, maka panas matahari yang terperangkap di atmosfer menjadi lebih banyak. Akumulasi panas inilah yang akan menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi. Itu sebabnya, pada saat gas rumah kaca terus meningkat, pemanasan  global akan terjadi.

United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menetapkan enam jenis gas rumah kaca yang timbul akibat tindakan manusia: Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs) and Sulfur hexafluoride (SF6). Menurut hasil observasi, suhu permukaan bumi  sudah naik rata-rata sebesar 1°C sejak awal revolusi industri dan kenaikan akan mencapai 2°C pada pertengahan abad ini jika tidak ada langkah-langkah drastis yang diambil untuk mengurangi laju pertambahan emisi gas rumah kaca di atmosfer. 

Pemanasan global akan berujung pada perubahan iklim yang menyebabkan berubahnya faktor-faktor iklim, seperti curah hujan, penguapan dan temperatur. Perubahan-perubahan ini juga akan memacu terjadinya bencana lingkungan yang terkait dengan faktor-faktor iklim untuk lebih sering terjadi, dengan besaran yang lebih dari sebelumnya.

Jejak Karbon dan Mitigasi GRK Individu atau Kelompok

Pada masa kini, kecenderungan orang untuk hidup senyaman mungkin mendorong munculnya kebiasaan hidup (lifestyle)yang berdampak pada lingkungan. Kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil dibandingkan dengan kendaraan umum, perjalanan dengan pesawat udara, penggunaan pendingin udara atau pemanas ruangan, penggunaan perangkat komputer pribadi dan perangkat hiburan lainnya, adalah bentuk kebiasaan hidup yang berkontribusi terhadap percepatan pemanasan global.  

Faktanya hampir seluruh kegiatan kita sepanjang hari telah berkontribusi terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini terjadi karena sebagain besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saat ini, sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fossil seperti: minyak bumi, gas alam dan batubara; dan ekstraksi sumber daya alam lainnya. 

Jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa (event), produk atau individu itulah yang disebut sebagai Jejak Karbon, yang lazimnya dinyatakan dalam satuan ton karbon atau ton karbon dioksida ekuivalen. 

Beberapa contoh bagaimana jejak karbon dapat dilihat berikut ini:
  1. Apabila kita mengendarai mobil yang berbahan bakar bensin atau solar (yang merupakan energi yang tidak terbarukan) dari satu tempat ke tempat lain, maka aktivitas ini akan menghasilkan emisi CO2  dalam jumlah tertentu.  Berdasarkan perhitungan karbon yang dilakukan oleh Stena, perjalanan sejauh 1 km dengan menggunakan mobil akan menghasilkan 200 g CO2 (Asumsi: menggunakan perhitungan untuk jaringan listrik Jawa-Madura-Bali).
  2. Penggunaan energi listrik untuk keperluaan sehari-hari misalnya penerangan dan untuk menggerakkan atau menyalakan perangkat personal (notebook, HP, PDA, dsb) juga memproduksi sejumlah CO2 yang berasal dari pembangkit listrik yang memasok energi listrik yang dipakai. Untuk setiap lampu berdaya 10 Watt yang dinyalakan selama 1 jam, CO2 yang dihasilkan adalah 9,51 g CO2.
  3. Apabila kita mulai mengurangi penggunaan kertas untuk kebutuhan printing, maka, kita bisa mengurangi sekitar 226,8 g CO2 per lembarnya. Oleh karena itu, memilah bahan yang akan kita print, dan melakukannya secara bolak-balik, akan sangat membantu bumi.
Karbon Kalkulator
Menghitung Jejak Karbon akan menolong baik individu maupun kelompok, untuk mengetahui berapa besar sumbangan emisi karbon yang telah diberikan kepada dunia pada satu waktu periode tertentu. Untuk melakukannya, alat bantu seperti karbon kalkulator diperlukan. 

Idealnya, pengukuran jejak karbon bertujuan untuk mengukur paparan karbon akibat gaya hidup dan konsumsi langsung individual atau kelompok terhadap barang dan jasa. Kadang ada juga yang menghitung dengan pendekatan yang berbeda atau lebih detail. Contoh penghitungan Jejak Karbon yang paling sederhana adalah: 1) konsumsi energi, biasanya tenaga listrik; 2) perjalanan dengan menggunakan motor/mobil, atau 3) perjalanan dengan menggunakan pesawat.

Beberapa kalkulator karbon sudah banyak dikembangkan oleh banyak organisasi dengan basis internet. Hanya saja, kalkulator karbon yang selama ini bertebaran di dunia maya cenderung didasarkan pada pola hidup, teknologi dan kebiasaan yang ada di negara-negara maju, khususnya negara Eropa dan Amerika Utara. Faktor emisi yang dipakai juga lebih relevan dengan perkembangan teknologi yang ada di negara-negara tersebut. Oleh karenanya, banyak fitur atau aktivitas yang tidak relevan atau sesuai dengan kondisi sehari-hari di negara-negara berkembang. 
Untuk mengatasi kendala tersebut, Institute for Essential Services Reform sedang mengembangkan kalkulator karbon (www.iesr-indonesia.org/carboncalculator) yang sesuai dengan kondisi dan situasi pola konsumsi energi dan gaya hidup masyarakat Indonesia, dengan faktor emisi yang sesuai dengan profil pasokan energi di Indonesia.

Karbon Kalkulator yang dikembangkan oleh IESR, merupakan bagian dari kampanye organisasi ini untuk membangun kesadaran individu dan kelompok untuk mengerti dan memahami konsekuensi aktivitas dan gaya hidup terhadap pengerusan daya dukung bumi, dampak lingkungan dan perubahan iklim. Peningkatan kesadaran diharapkan dapat mendorong setiap individu untuk lebih bertanggung jawab serta mampu merancang serangkaian tindakan untuk mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitasnya. Apabila tindakan ini dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan, aksi individu ini dapat menjadi dasar untuk terwujudnya low carbon society.
READ MORE..

WWF Footprint Calculator

Worried about your impact on the environment? The way we use the planet's resources makes up our ecological footprint. Measuring yours takes less than 5 minutes and could set you on a life-changing journey... 

 Check in here!

READ MORE..

Selasa, 01 November 2011

Tutorial Matlab 4 (Tranformasi Geometri)


Download full script, gambar biner & image in here.

1. PEMOTONGAN GAMBAR (CROP)

sintaks --> imcrop(gambar, matriks_titiksudut_crop);

Penentuan titik yang akan diambil yaitu menggunakan matriks_titiksudut_crop yaitu yang merepresentasikan nilai [x, y, a, b] dimana x dan y adalah titik awal (sudut kiri atas) dari image yang akan dicrop sedangkan a dalah jumlah piksel memanjang ke arah sumbu-x dan b adalah jumlah piksel ke arah sumbu-y.

Biar mudah dalam melakukan pemotongan, kita dapat menggunakan perintah "imagesc(gambar), axis image" untuk menampilkan pixel yang dimiliki oleh gambar.

2. ROTASI GAMBAR (ROTATE)

sintaks --> imrotate(A, angle, method);


3. MENGUBAH UKURAN GAMBAR (RESIZE)

sintaks --> imresize(A, scale, method);

       a. Perbesar 2 Kali
     
          b. Perkecil ½ Kali
     
     
    4. PENJUMLAHAN 2 GAMBAR (ADD)


    5. PENGURANGAN 2 GAMBAR (SUBSTRACT)


    6. OPERASI BOOLEAN
    a. NOT
    b. OR
    c. AND

    d. ~OR
    e. ~AND
    f. XOR
    g. ~XOR
    READ MORE..